ANGKA LEMPENG TOTAL

ALAT DAN BAHAN

  1. Area Kerja dengan meja rata luas dan berventilasi baik, serta cahaya yang cukup terang dan bebas dari debu maupun angin
  2. Ruang Penyimpanan yang bebas dari debu dan serangga
  3. Cawan petri, kaca atau plastik (minimal 15 x 90 mm)
  4. Pipet dengan alat bantu pipet (bukan pipet mulut) atau pipettor, 1, 5, dan 10 ml, dengan satuan 0,1 ml
  5. Wadah pipet dan cawan petri yang cukup untuk perlindungan
  6. Water bath bersirkulasi, untuk pemanasan agar, diatur secara termostatis hingga 45 ± 1°C
  7. Inkubator 35 ± 1°C
  8. Penghitung koloni berwarna gelap dengan sumber cahaya dan pelat kisi yang sesuai
  9. Alat penghitung
  10. Blanko pengenceran, 90 ± 1 ml air pengenceran buffer fosfat Butterfield (R11)
  11. Kulkas untuk mendinginkan dan mempertahankan sampel pada suhu 0-5°C
  12. Freezer, untuk mempertahankan sampel beku dari -15 hingga -20°C
  13. Termometer merkuri dengan akurasi sudah ditara terhadap termometer yang disertifikasi oleh National Institute of Standards and Technology (NIST)

PROSEDUR

  1. Siapkan sampel dan dilarutkan dengan pelarut yang sesuai
  2. Encerkan sampel dengan desimal yang diinginkan (10^-2, 10^-3, 10^-4, dst) minimal 2 jenis desimal (misal 10^-2 dan 10^-3)
  3. Kocok semua pengenceran 25 kali selama 7 detik
  4. Pipet 1 ml setiap pengenceran ke dalam cawan petri yang terpisah, duplikat, dan ditandai dengan tepat
  5. Kocok kembali botol pengenceran 25 kali selama 7 detik jika didiamkan lebih dari 3 menit sebelum dipipet ke dalam cawan petri
  6. Tambahkan 12-15 ml plate count agar (didinginkan hingga 45 ± 1°C) ke setiap lempeng dalam waktu 15 menit dari pengenceran awal
  7. Tambahkan 50 mL etil asetat P
  8. Tambahkan agar ke dua yang terakhir untuk setiap rangkaian sampel
  9. Segera campurkan pengenceran sampel dan media Agar secara menyeluruh dan seragam dengan rotasi bergantian dan gerakan bolak-balik pelat pada permukaan datar
  10. Biarkan agar mengeras
  11. Balikkan cawan petri yang telah mengeras, dan segera inkubasi selama 48 ± 2 jam pada suhu 35°C
  12. Jangan menumpuk cawan petri saat menuang agar atau saat agar mengeras

ATURAN PERHITUNGAN

FDA menggunakan range 25-250, sedangkan APHA menggunakan 30-300. Keduanya sah-sah saja dan punya kekurangan dan kelebihan masing masing. Dalam ini kita akan menggunakan 25-250 sesuai dengan FDA.

  1. Bila Pelat normal (25-250). Hitung semua unit pembentuk koloni (CFU) pada pelat yang dipilih. Catat pengenceran yang digunakan dan jumlah total koloni yang dihitung.
  2. Bila Pelat lebih dari 250 koloni. Ketika jumlah CFU per cawan melebihi 250, untuk semua pengenceran, catat jumlah yang terlalu banyak untuk dihitung (too much to count or TNTC) untuk semua kecuali cawan yang terdekat dengan 250, dan hitung CFU dalam bagian cawan yang mewakili distribusi koloni.
  3. Penyebar (Spreaders). Koloni yang menyebar biasanya terdiri dari 3 jenis yang berbeda:
    1) rantai koloni, tidak terpisah terlalu jelas, yang tampaknya disebabkan oleh disintegrasi rumpun bakteri;
    2) yang berkembang dalam lapisan air antara agar dan dasar cawan; dan
    3) yang terbentuk pada lapisan air di pinggir atau di permukaan agar.
    Jika pelat yang dibuat dari sampel memiliki pertumbuhan penyebar yang berlebihan sehingga (a) area yang dicakup oleh penyebar, termasuk total area pertumbuhan yang ditekan, melebihi 50% area pertumbuhan pelat, atau (b) area pertumbuhan yang ditekan melebihi 25% area pelat, laporkan pelat sebagai penyebar.
    Bila diperlukan untuk menghitung pelat yang mengandung penyebar yang tidak dihilangkan oleh (a) atau (b) di atas, hitung masing-masing dari 3 jenis penyebar yang berbeda sebagai satu sumber. Untuk tipe pertama, jika hanya ada satu rantai, hitung sebagai satu koloni.
    Jika satu atau lebih rantai tampaknya berasal dari sumber yang terpisah, hitung setiap sumber sebagai satu koloni. Jangan menghitung setiap pertumbuhan individu dalam rantai seperti itu sebagai koloni terpisah.
    Tipe 2 dan 3 biasanya menghasilkan koloni yang berbeda dan dihitung seperti itu. Gabungkan jumlah penyebar dan jumlah koloni untuk menghitung ALT.
  4. Piring tanpa CFU. Ketika cawan dari semua pengenceran tidak memiliki koloni, laporkan APC kurang dari 1 kali pengenceran terendah yang digunakan. Ketika pelat dari sampel diketahui terkontaminasi atau tidak memuaskan, catat hasilnya sebagai laboratorium accident (LA).

PELAPORAN PERHITUNGAN

  1. Untuk menghindari terciptanya kesan fiktif tentang presisi dan akurasi saat menghitung ALT, laporkan hanya dua digit signifikan pertama.
  2. Bulatkan menjadi dua angka signifikan.
  3. Bulatkan dengan menaikkan digit kedua ke angka tertinggi berikutnya jika digit ketiga adalah 6, 7, 8, atau 9 dan gunakan angka nol untuk setiap digit berikutnya ke arah kanan dari digit kedua.
  4. Bulatkan ke bawah jika digit ketiga adalah 1, 2, 3, atau 4.
  5. Jika digit ketiga adalah 5, bulatkan ke atas jika digit kedua ganjil dan bulatkan ke bawah jika digit kedua genap.
  6. Sebagai contoh bisa lihat pada tabel di bawah ini:
    Contoh Pelaporan ALT

PERHITUNGAN ALT

  1. Cawan dengan 25-250 CFU.

  2. Rumus ALT
    1. Hitunglah ALT seperti ini:

    2. Contoh ALT 1
      Dimana:
      N = Nomor koloni per mL atau g dari produk
      ∑c = Jumlah semua koloni dalam semua cawan petri yang terhitung
      n1 = Jumlah cawan petri pada pengenceran pertama
      n2 = Jumlah cawan petri pada pengenceran kedua
      d = Pengenceran paling awal yang didapatkan

      Contoh:

      Contoh ALT 1

      Maka, perhitungannya akan menjadi seperti ini:

      Contoh ALT 3
    3. Bila ada hasil duplet yang jatuh di dalam range dan di luar range

  3. Semua piring dengan koloni kurang dari 25 koloni. Ketika cawan dari kedua pengenceran masing-masing memiliki koloni yang kurang dari 25 koloni, catat jumlah cawan sebenarnya tetapi laporkan sebagai <25 x 1/d dimana d adalah faktor pengenceran pertama yang dihitung.

  4. Contoh:

    Contoh ALT 4

  5. Semua piring dengan koloni lebih dari 250 koloni. Bila semua cawan pada kedua jenis pengenceran memiliki lebih dari 250 koloni (tapi kurang dari 100 koloni per cm2, perkirakan ALT dari cawan yang paling dekat dengan 250 dan dikalikan dengan pengencerannya.

  6. Contoh:

    Contoh ALT 5

    TNTC = Too numerous to count (Terlalu Banyak Tidak Terhitung)

  7. Semua cawan dengan Spreaders dan/atau Laboratory Accident. Dilaporkan sebagai Spreader (SPR) atau Laboratory Accident (LA).

  8. Semua cawan memiliki lebih dari rata-rata 100 koloni per cm2. Perkirakan ALT sebagai lebih dari 100 kali cawan dengan pengenceran tertinggi, dikalikan dengan luas cawan. Lihatlah contoh di bawah ini dengan rata-rata 10 koloni per cm2.


  9. Contoh:

    Contoh ALT 6


    aBerdasarkan luas area 65 cm2
    bPALT = Perkiraan ALT
    cBerdasarkan luas area 59 cm2

KALKULATOR ALT

  1. Cawan dengan 25-250 CFU.

  2. Koloni
    1/ 1/

Sumber:

FDA. 2001. BAM Chapter 3: Aerobic Plate Count. https://www.fda.gov/food/laboratory-methods-food/bam-chapter-3-aerobic-plate-count(accessed March 8, 2023).